Sebut saja laki-laki itu Wisnu.
Seorang bartender berambut ikal, memiliki mata bulat dengan lensa coklat,
berwajah manis namun terlihat sangat cool. Wajar, jika ia terkenal sebagai
bartender terganteng di salah satu Bar ternama di Kota Bandung. Gemerlap dunia
malam baginya sudah menjadi teman sejatinya kala sang mentari terlelap dalam
selimut malam. Dunia malam identik dengan wanita cantik serta seksi. Namun,
siapa yang akan percaya, Wisnu ternyata seorang pria dengan loyalitas tinggi.
Wisnu adalah seorang mahasiswa di
perguruan swasta di Bandung. Bartender adalah kerja paruh waktu yang ia pilih
untuk menambah uang kuliahnya. Semasa SMA ia memilikiseorang kekasih yang
bernama Ernes. Hubungan itu sudah berjalan selama 3 tahun dengan status LDR.
Ernes menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi negri di Bali. Wow,
Bandung dan Bali, mengingat dua kota ini
memiliki cerita kemilau malamnya tersendiri.
Selama mereka berhubungan, bukan
sekali dua kali Ernes meminta putus. Mengingat kesibukan Wisnu sebagai seorang
mahasiswa dan seorang bartender yang full berkerja. Belum lagi, Ernes adalah
salah satu resepsionis di sebuah hotel yang juga membagi waktu kuliahnya.
Terbayangkan bagaimana kacaunya komunikasi mereka.
Namun, Winsu mencoba mempertahankan
semua. Meski terkadang Ernes mengeluh bosan dan kemudian berniat mengakhiri
hubungan mereka.
“Udah libur semester nih. Cewek lo
nggak balik, Nu?” Sapa Teguh teman satu kampusnya.
“Nggak tau gue, Guh. Udah seminggu dia ngilang. Nggak kasih kabar ke
gue. Gue telpon juga nggak diangkat.”
“Kayaknya, Ernes udah bener-bener
bosen sama lo, Nu. Kenapa lo masih bertahan sih? Ernest itu egois, Nu.”
Wisnu hanya terdiam. Ia menatap foto
Ernes yang tertera di monitor handphonenya. Ia berpikir, apa ia terlalu
memaksakan kehendaknya terhadap Ernes? Apa ia terlalu egois untuk terus
mempertahankan hubungan yang cukup berat ini? Seketika, masa-masa indah mereka
di waktu SMA berputar kembali di pikirannya. Apakah semua harus berakhir begitu
saja? Hatinya terlanjur sayang dengan sosok egois Ernes.
Sampai pada akhirnya, kesabaran
Wisnu benar-benar diuji. Dua minggu sudah Ernes menghilang tanpa kabar.
Harusnya saat ini dia sudah berada di Bandung. Mengingat ini adalah libur
semester. Sayangnya, Wisnu kehilangan kabar Ernes. Sampai pada suatu malam,
Wisnu mendapati Ernes tengah duduk berdua dengan seorang laki-laki. Bukan
sekedar mengobrol, tapi mereka juga bermesraan layaknya sepasang kekasih.
Wisnu sangat yakin, bahwa gadis yang
dilihatnya adalah Ernes. Gadis yang selama beberapa minggu ini menghilang dan
kini kedapatan bersama laki-laki lain. Satu pertanyaan dibenak Wisnu, siapa
laki-laki itu. Pacar Ernes? Pikiran buruk itu membuat hatinya panas.
Kesabarannya sudah tidak dapat ia bendung lagi. Ia menghampiri kekasihnya itu.
Ia melabrak kekasihnya begitu saja. Tidak perduli puluhan mata pelanggan
menatap ke arahnya. Tidak perduli jika ia harus dipecat dari pekerjaannya
karena telah membuat keributan.
“Nggak usah kayak anak kecil, Nu.
Malu diliat orang.” Ucap Ernes melerai perkelahian itu.
“Gila ya lo, Nes. Gue disini
nungguin lo, nggak ada kabar, tapi lo malah selingkuh sama cowok ini.”
“Kok lo jadi nyalahin gue? Salahin
diri lo. Dulu ketika gue minta putus, lo tetep pertahanin hubungan ini.
Ngemis-ngemis minta sama gue untuk nggak putusin lo. Lo nggak pernah tau ‘kan
gimana capeknya gue ngejelanin hubungan ini. Dan sekarang lo malah nyalahin
gue?”
Wisnu kembali diam. Air mata Ernes
seolah membuatnya mengerti. Ia terlalu egois. Tapi, apa itu salah? Mereka
berkomitmen sama-sama, sesulit apapun mereka harus jalaninnya sama-sama. Tapi,
sudahlah. Wisnu memilih menyerah. Ia keluar dari pekerjaannya sebagai bartender
dan fokus dengan kuliahnya. Berharap suatu saat nanti, ada cinta yang tulus
yang hadir dalam hidupnya.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar