Senin, 01 Juni 2015

Final Distance

            Sebut saja laki-laki itu Wisnu. Seorang bartender berambut ikal, memiliki mata bulat dengan lensa coklat, berwajah manis namun terlihat sangat cool. Wajar, jika ia terkenal sebagai bartender terganteng di salah satu Bar ternama di Kota Bandung. Gemerlap dunia malam baginya sudah menjadi teman sejatinya kala sang mentari terlelap dalam selimut malam. Dunia malam identik dengan wanita cantik serta seksi. Namun, siapa yang akan percaya, Wisnu ternyata seorang pria dengan loyalitas tinggi.
            Wisnu adalah seorang mahasiswa di perguruan swasta di Bandung. Bartender adalah kerja paruh waktu yang ia pilih untuk menambah uang kuliahnya. Semasa SMA ia memilikiseorang kekasih yang bernama Ernes. Hubungan itu sudah berjalan selama 3 tahun dengan status LDR. Ernes menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi negri di Bali. Wow, Bandung  dan Bali, mengingat dua kota ini memiliki cerita kemilau malamnya tersendiri.
            Selama mereka berhubungan, bukan sekali dua kali Ernes meminta putus. Mengingat kesibukan Wisnu sebagai seorang mahasiswa dan seorang bartender yang full berkerja. Belum lagi, Ernes adalah salah satu resepsionis di sebuah hotel yang juga membagi waktu kuliahnya. Terbayangkan bagaimana kacaunya komunikasi mereka.
            Namun, Winsu mencoba mempertahankan semua. Meski terkadang Ernes mengeluh bosan dan kemudian berniat mengakhiri hubungan mereka.
            “Udah libur semester nih. Cewek lo nggak balik, Nu?” Sapa Teguh teman satu kampusnya.
            “Nggak tau gue, Guh. Udah  seminggu dia ngilang. Nggak kasih kabar ke gue. Gue telpon juga nggak diangkat.”
            “Kayaknya, Ernes udah bener-bener bosen sama lo, Nu. Kenapa lo masih bertahan sih? Ernest itu egois, Nu.”
            Wisnu hanya terdiam. Ia menatap foto Ernes yang tertera di monitor handphonenya. Ia berpikir, apa ia terlalu memaksakan kehendaknya terhadap Ernes? Apa ia terlalu egois untuk terus mempertahankan hubungan yang cukup berat ini? Seketika, masa-masa indah mereka di waktu SMA berputar kembali di pikirannya. Apakah semua harus berakhir begitu saja? Hatinya terlanjur sayang dengan sosok egois Ernes.
            Sampai pada akhirnya, kesabaran Wisnu benar-benar diuji. Dua minggu sudah Ernes menghilang tanpa kabar. Harusnya saat ini dia sudah berada di Bandung. Mengingat ini adalah libur semester. Sayangnya, Wisnu kehilangan kabar Ernes. Sampai pada suatu malam, Wisnu mendapati Ernes tengah duduk berdua dengan seorang laki-laki. Bukan sekedar mengobrol, tapi mereka juga bermesraan layaknya sepasang kekasih.
            Wisnu sangat yakin, bahwa gadis yang dilihatnya adalah Ernes. Gadis yang selama beberapa minggu ini menghilang dan kini kedapatan bersama laki-laki lain. Satu pertanyaan dibenak Wisnu, siapa laki-laki itu. Pacar Ernes? Pikiran buruk itu membuat hatinya panas. Kesabarannya sudah tidak dapat ia bendung lagi. Ia menghampiri kekasihnya itu. Ia melabrak kekasihnya begitu saja. Tidak perduli puluhan mata pelanggan menatap ke arahnya. Tidak perduli jika ia harus dipecat dari pekerjaannya karena telah membuat keributan.
            “Nggak usah kayak anak kecil, Nu. Malu diliat orang.” Ucap Ernes melerai perkelahian itu.
            “Gila ya lo, Nes. Gue disini nungguin lo, nggak ada kabar, tapi lo malah selingkuh sama cowok ini.”
            “Kok lo jadi nyalahin gue? Salahin diri lo. Dulu ketika gue minta putus, lo tetep pertahanin hubungan ini. Ngemis-ngemis minta sama gue untuk nggak putusin lo. Lo nggak pernah tau ‘kan gimana capeknya gue ngejelanin hubungan ini. Dan sekarang lo malah nyalahin gue?”
            Wisnu kembali diam. Air mata Ernes seolah membuatnya mengerti. Ia terlalu egois. Tapi, apa itu salah? Mereka berkomitmen sama-sama, sesulit apapun mereka harus jalaninnya sama-sama. Tapi, sudahlah. Wisnu memilih menyerah. Ia keluar dari pekerjaannya sebagai bartender dan fokus dengan kuliahnya. Berharap suatu saat nanti, ada cinta yang tulus yang hadir dalam hidupnya.
                                                                        END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar