Suasana sore di Kota Malang pada
bulan Januari terasa sangat dingin. Mungkin karena musim penghujan dan kota Malang terkenal sebagai kota yang
dingin. Aku mengeratkan baju hangatku. Duduk di kursi sekolah sembari melihat
beberapa banguna yang sudah mengalami perubahan. Aku benar-benar rindu suasana
di SMA ini. Mengingatkanku pada zaman di mana aku mulai mencintainya dan masih
belum sanggup membuka hati untuk yang lain hingga saat ini.
***
Jumat sore. Hari di mana seluruh siswa ataupun siswi
kelas 1 dan 2 menjalani kegiatan pramuka. Wajib. Tanpa terkecuali.
“Sore ini kita disuruh out bond. Siap nggak kamu,
Sis?”
“Insya Allah.”
“Eh, katanya barisan putri dipimpin sama bantara
putra.”
Aku mengangguk. Seolah faham dan tak ada beban saat
mendengar penuturan Nisa –sahabatku-.
Sampai akhirnya, aku tersadar dan sudah berada di
ruang UKS. “Huh, kumat lagi.” Keluhku. Seorang abang kelas tersenyum
dihadapanku.
“Udah tau sakit, kenapa tetep ikut out bond?
Sekarang yang repot siapa?”
“Maaf kak.” Jawabku singkat. Kini aku tidak berani
untuk menatap wajah dengan senyuman super manis itu.
***
Entah bagaimana ceritanya, semenjak
kejadian itu. Aku jadi dekat dengan dia. Bang Indra. Yang sewaktu out bond
bantuin aku dan ngejaga aku di UKS. Semakin lama kami semakin dekat. Dan rasa
yang aku punya pun semakin dalam. Mungkin karena terbiasa. Tapi aku takut,
kebiasaan ini yang akhinya menyakiti aku sendiri.
Hati kecilkupun mengatakan bahwa
sampai kapanpun kita nggak akan pernah bersatu. Selain dia udah kelas tiga yang
itu berarti bentar lagi dia lulus. Juga karena aku ragu, selama kedekatan kita,
dia nggak berusah ungkapin perasaannya untukaku. Sebagai cewek, aku bingung
harus bertahan atau menyerah. Karena wanita itu butuh kepastian.
Sampai hari itu tiba. Hari dimana
ketika itu setelah ujian ia memintaku untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Seharian penuh. Menemaninya melakukan hal-hal yang belum pernah ku lakukan
dengan laki-laki mana pun. Tertawa bersama, hunting foto, karaokean di salah
satu tempat bermain. Satu hal, aku bahagia.
***
Namun, setelah hari itu dia pergi. Menghilang. Tanpa
kabar, tanpa salam perpisahan. Bahkan ketika promnight atau perpisahanpun, aku
tidak melihat sosoknya. Kemana dia? Sosok yang selalu buat aku penasaran hingga
detik ini. Aku hanya ingin tau kabarnya. Aku ingin tau dia kuliah dimana saat
ini. Sayangnya, itu hanya harapan. Dan satu hari berharga itu aku anggap
sebagai hadiah perpisahan.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar