Minggu, 28 Juni 2015

Satu Hari Bersamanya



            Suasana sore di Kota Malang pada bulan Januari terasa sangat dingin. Mungkin karena musim penghujan dan  kota Malang terkenal sebagai kota yang dingin. Aku mengeratkan baju hangatku. Duduk di kursi sekolah sembari melihat beberapa banguna yang sudah mengalami perubahan. Aku benar-benar rindu suasana di SMA ini. Mengingatkanku pada zaman di mana aku mulai mencintainya dan masih belum sanggup membuka hati untuk yang lain hingga saat ini.
***
Jumat sore. Hari di mana seluruh siswa ataupun siswi kelas 1 dan 2 menjalani kegiatan pramuka. Wajib. Tanpa terkecuali.
“Sore ini kita disuruh out bond. Siap nggak kamu, Sis?”
“Insya Allah.”
“Eh, katanya barisan putri dipimpin sama bantara putra.”
Aku mengangguk. Seolah faham dan tak ada beban saat mendengar penuturan Nisa –sahabatku-.
Sampai akhirnya, aku tersadar dan sudah berada di ruang UKS. “Huh, kumat lagi.” Keluhku. Seorang abang kelas tersenyum dihadapanku.
“Udah tau sakit, kenapa tetep ikut out bond? Sekarang yang repot siapa?”
“Maaf kak.” Jawabku singkat. Kini aku tidak berani untuk menatap wajah dengan senyuman super manis itu.
***
            Entah bagaimana ceritanya, semenjak kejadian itu. Aku jadi dekat dengan dia. Bang Indra. Yang sewaktu out bond bantuin aku dan ngejaga aku di UKS. Semakin lama kami semakin dekat. Dan rasa yang aku punya pun semakin dalam. Mungkin karena terbiasa. Tapi aku takut, kebiasaan ini yang akhinya menyakiti aku sendiri.
            Hati kecilkupun mengatakan bahwa sampai kapanpun kita nggak akan pernah bersatu. Selain dia udah kelas tiga yang itu berarti bentar lagi dia lulus. Juga karena aku ragu, selama kedekatan kita, dia nggak berusah ungkapin perasaannya untukaku. Sebagai cewek, aku bingung harus bertahan atau menyerah. Karena wanita itu butuh kepastian.
            Sampai hari itu tiba. Hari dimana ketika itu setelah ujian ia memintaku untuk menghabiskan waktu bersamanya. Seharian penuh. Menemaninya melakukan hal-hal yang belum pernah ku lakukan dengan laki-laki mana pun. Tertawa bersama, hunting foto, karaokean di salah satu tempat bermain. Satu hal, aku bahagia.
***
Namun, setelah hari itu dia pergi. Menghilang. Tanpa kabar, tanpa salam perpisahan. Bahkan ketika promnight atau perpisahanpun, aku tidak melihat sosoknya. Kemana dia? Sosok yang selalu buat aku penasaran hingga detik ini. Aku hanya ingin tau kabarnya. Aku ingin tau dia kuliah dimana saat ini. Sayangnya, itu hanya harapan. Dan satu hari berharga itu aku anggap sebagai hadiah perpisahan.
                                                                        END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar