Jumat, 04 Juli 2014

Rahasia Hati Yunda (last Part)

Aku diam. Angin pantai berusaha menenangkanku. Setidaknya ia bisa menahan air mataku untuk tidak jatuh membasahi pipiku. Yang pada akhirnya, Kak Ina akan bertanya mengapa aku menangis. Kak Ina tidak boleh menikah dengan orang lain selain Irgi. Bukankah itu tujuanku sebenarnya untuk datang ke sini?

Aku beranjak dari posisiku. Menarik tangan Kak Ina dan membawanya segera pergi dari pantai ini. Kak Ina mengikuti langkahku dengan tatapan heran. Dan mungkin di benaknya tersimpan seribu tanya. Aku tak perduli. Aku tetap berlari sembari merengkuh tangannya. Tak ingin membiarkannya pergi begitu saja. Inginku hanya satu,aku ingin membuat seseorang yang aku cintai bahagia bersama orang yang dicintainya. Tersenyum bersama orang yang ia sayang. Setidaknya itu bisa mewakilkan kebahagianku, meski rasanya sangat munafik.

Aku memintanya untuk ikut denganku. Menceritakan sedikit kehidupannya setelah Kak Irgi berada di Jawa dan meninggalkannya tanpa kabar.

"Kedua orang tua kami sudah setuju. Meski awalnya orang tua Kakak tidak menyetujui hubungan kami. Seiring berjalan waktu, hati mereka pun luluh. Berusaha menerima Irgi dengan senang hati. Tanpa memandang status atau apa pun itu. Sampai akhirnya, malam itu, malam di mana Irgi meminta Kakak untuk mempertemukannya dengan orang tua Kakak. Kakak meng'iya'kan apa maunya. Kakak tidak berpikir bahwa malam itu adalah malam terakhir untuk Kakak dan Irgi...

Ia berbicara dengan orang tuaku. Mengatakan bahwa hubungan kami harus berakhir. Ia harus pergi merantau ke Jawa. Aku sempat tidak mengijinkan keputusannya. Waktu itu kami sepakat, sudah tidak ada masalah llagi dalam pekerjaan. Aku tetap akan merasakan kebahagiaan meski hidup sederhana. Namun, esoknya ia tetap pergi. Tanpa pamit, dan menghilang begitu saja. Orang tua mana yang terima anaknya dipermainkan seperti ini.  Dan akhirnya aku dijodohkan oleh pria yang bekerja sebagai dosen muda di salah satu kampus."

Aku masih bertahan dalam kebisuan. Tanpa perlu ku meminta Kak Ina menceritakan kehidupannya, sorot mataku seolah terbaca dengan begitu mudah olehnya. Sampai akhirnya ia menceritakan itu semua begitu saja.

"Aku datang ke sini untuk menyatukan kalian. Kenapa jadinya seperti ini." Sebuah kalimaat terlontar dari bibirku.
"Maksudmu?"
"Aku datang jauh-jauh dari Jawa ke sini hanya untuk menyatukan cinta kalian. Di sana Kak Irgi masih terus memikirkan Kakak. Ada sedikit penyesalan di dalam hatinya. Dan... Dan aku hanya ingin membuat dia bahagia bersama Kakak." Suaraku semakin melemah. Semoga Kak Ina tidak sepeka yang ku kira. Semoga ia tidak menyadari bahwa aku bersedih saat ku harus merelakan seseorang yang aku sayang pergi bersamanya.
"Apa rencanamu?"

***

Sudah hampir satu bulan aku berada di Padang. Aku juga sudah menjalani test masuk perguruan tinggi. Aku lulus melalui jalur prestasi.

Aku duduk di sebuah bangku taman yang pihak kampus sediakan sebagai fasilitas. Taman di sekitaran kampus ini memang tempat efektif untuk para mahasiswa menghabiskan waktunya selama berada di kampus. Termasuk aku yang sangat senang menghabiskan waktu di sini. Aku membuka tab andalanku. Aku mengecek ada sebuah pesan masuk di e-mailku. Kak Ina.

"Malam ini Kakak menjalankan acara Malam ba inai, Yunda. Andaikan kamu ada di sini. Kakak pengen kamu yang ada di samping kakak nemenin kakak. Kakak tetap pegang janji Kakak untuk tidak memberitahu keberadaan kamu ke Irgi. Terima kasih telah membawa Kakak dalam kebahagiaan ini, terima kasih sudah mengantarkan kakak ke Jawa untuk menemui Irgi."

Aku mendalami sebuah tulisan elektronik dalam tab ku. Uraian kebahagian Kak Ina akan segera menikah dengan Kak Irgi. Dan kalimat terakhir yang aku baca ... "Irgi terus mencari kamu. Dia menanti kamu pulang, Yunda. Dia ingin menceritakan kebahagiaan ini sama kamu. Mungkin dulu, kakak adalah orang yang ditunggunya untuk datang. Namun sekarang, ia menunggumu, Yunda. Jangan siksa hati kecil kamu..."

Air mataku mengalir perlahan. Membiarkannya tumpah begitu saja. Berharap rasa sakit ini akan berkurang. Berharap luka di hati ini cepat mengering dan menghilang begitu saja. Apapun yang ku rasakan saat ini, aku bahagia karena berhasil menyatukan cinta sesungguhnya. Kemudian membiarkan ini menjadi sebuah rahasia besar yang aku simpan sendiri :')

Selesai :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar