Senin, 07 September 2015

Dia...

Masih menuliskan cerpen dengan cerita sedih, cinta yang bertepuk sebelah tangan, dan cinta yang tak bersambut. Maaf jika kalian yang mampir ke blog ini merasa bosan dengan alur cerita yang itu itu terus. Saya pun baru belajar menjadi seorang penulis yang Insya Allah terus memperbaiki diri. Selamat membaca...




“Aleya!” Panggil gadis cantik yang sudah aku kenal sejak kami sama-sama duduk di kelas 1 SMP.

“Ada apa, Risa?”

“Tadi ada kakak kelas yang nitipin ini buat kamu. Undangan promnight.”

“Aku ‘kan gak ikut, Sa.”

“Kenapa?”

Aku tidak menjawab pertanyaan Risa. Malas rasanya membicarakan hal yang berbau promnight. Mataku kembali menekuri buku geografi. Meski terus berusaha focus, tetap saja aku tidak bisa focus mengingat topic yang diangkat Risa untuk membicarakannya denganku, tadi.

Entahlah, terpikir tentang promnight, aku jadi terkenang dengan sosok cowok yang selama ini aku kagumi. Dan hatiku masih belum mampu menngungkapkannya terlebih dulu. Dia adalah abang kelasku. Anak kelas XII jurusan IPS yang baru saja menyelesaikan perjuangannya bersekolah selama tiga tahun di UN beberapa hari yang lalu. Aku sudah lama berusaha menghapus semua tentangnya dalam benakku, mencoba melupakannya adalah hal tersulit. Tak semudah rasa ini hadir dan berkembang di hati. Dan benar, hati tak bisa berbohong, karena sampai detik ini aku terus menjadikannya objek dalam doa di setiap sujudku.

Darva Aditva, seseorang yang mampu mengalihkan duniaku selama hampir satu tahun. Seseorang yang selalu memenuhi setiap ruang dalam otakku, dan dia juga orang yang telah mewarnai setiap hariku di sekolah, meski aku tau sebenarnya aku masih memiliki satu warna gelap. Ya, warna gelap pekat itu aku jadikan tempat untuk persembunyianku dalam sebuah harap tentangnya.

“Aleya, menurut kamu, siapa orang yang ngirim undangan ini buat kamu?”
 
“Gak tau, Sa. Paling juga orang iseng.” Aku menarik undangan yang ada di tangan Risa.

“Kamu bener gak mau ikut?”

Aku menggeleng tegas. Tatapan Risa menajam ke arah ku.

“Iya. Aku beneran gak akan datang.”

“Orang yang kasih undangan ini pasti berharap banget kedatangan kamu, Ya.”

“Gak perduli. Siapa pun orangnya, aku tetap gak mau datang.”

“Termasuk aku, Aleya?”

 Celetuk seorang cowok dari balik pintu masuk kelasku. Ya, dialah Darva Aditva yang sedari tadi aku pikirkan.

“Aku yang ngundang kamu, Aleya. Kamu dateng, ‘kan?”

Aku diam tak berbicara sepatah katapun. Aku dan Darva memang dekat. Hanya sebatas adik kelas dan kakak kelas. Bukan dekat untuk saling sharing atau bahkan mengetahui kepribadian masing-masing lebih jauh lagi. Entah reflex atau memang aku benar-benar sadar, aku mengangguk yakin. Ya, mengangguk pertanda aku ikut promnight.

***

Aku memasuki gedung yang cukup besar, Gedung yang memang dipesankan untuk menjadi tempat acara promnight berlangsung malam ini. Aku menggunakan mini dress berwarna hitam dengan sedikit aksent gold, rambut yang aku biarkan tergerai dan sedikit aku ikalkan di bagian ujung, menjadi style ku malam ini.
Ujung mataku beredar ke seluruh penjuru sudut ruangan, mencari sosok Risa di tengah keramaian. Nihil, aku tidak menemukannya di sini.

Aku duduk di sebuah kursi yang sudah disediakan oleh panitia, menikmati sajian panggung pentas. Mataku masih beredar ke seluruh ruangan. Dan satu hal yang buatku tertegun. Bukan Risa yang ku temukan, tapi Darva dengan tangan gagahnya merengkuh tangan lembut milik seorang cewek yang aku kenal bernama Anicka. Aku beranjak dari tempat dudukku. Mataku memanas, serasa ada yang akan mengalir dari sudut pelupukk mataku. Sekarang aku tau, aku mengerti, malam ini adalah akhir dari penantianku. Dan dimulai dari malam ini aku harus bisa melupakan Darva. Andai aku bisa.
END

4 komentar:

  1. Waduh, kasihan kali nasibnya.. munggkin ini juga cerita penlis..justkidding.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Waduh, kasihan kali nasibnya.. munggkin ini juga cerita penlis..justkidding.
    Ceritanya baguss..lanjutkan berkarya Ayu.

    BalasHapus
  4. hahah, bisa jadi. Makasih sudah mau membaca

    BalasHapus